Profil Desa Pucungwetan

Ketahui informasi secara rinci Desa Pucungwetan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Pucungwetan

Tentang Kami

Profil Desa Pucungwetan, Sukoharjo, Wonosobo. Jelajahi desa dengan nama warisan `Pohon Pucung` yang khas, sebuah pusat pertanian terpadu (padi & salak) yang subur, dan cerminan kehidupan komunal yang masih menjaga akar tradisi di Wonosobo Selatan.

  • Nama Warisan Flora Lokal

    Menyandang nama "Pucungwetan" yang merujuk pada Pohon Pucung (Kluwek) dan posisi geografisnya di sisi timur, menandakan identitas desa yang berakar kuat pada alam dan tradisi lokal.

  • Sistem Pertanian Terpadu yang Andal

    Memiliki sistem pertanian yang seimbang dan andal, memadukan persawahan irigasi untuk ketahanan pangan dengan perkebunan Salak Pondoh sebagai motor utama penggerak ekonomi.

  • Komunitas yang Menjaga Tradisi

    Merupakan komunitas agraris yang rukun (guyub) dan masih memegang teguh nilai-nilai serta tradisi kehidupan pedesaan Jawa yang bersahaja dan komunal.

XM Broker

Di hamparan perbukitan subur Wonosobo Selatan, Desa Pucungwetan, Kecamatan Sukoharjo, hadir sebagai sebuah wilayah yang namanya terukir dari lanskap alam dan tradisi. Nama "Pucungwetan" secara harfiah berarti "Kawasan Pohon Pucung di Sebelah Timur". Pucung, atau yang lebih dikenal sebagai kluwek, adalah pohon pribumi yang bijinya menjadi bumbu esensial dalam kuliner Nusantara. Nama ini menjadi sebuah prasasti hidup, menandakan sebuah desa yang identitasnya berakar mendalam pada warisan alam, sekaligus terus menumbuhkan tunas-tunas kemakmuran baru melalui geliat pertanian modern yang dinamis.

Jejak `Pohon Pucung` dalam Identitas Desa

Nama Pucungwetan adalah sebuah penanda geografis dan historis. Seperti yang sering diangkat dalam narasi di website desa, nama ini menandakan bahwa pada masa lalu, wilayah ini kemungkinan besar merupakan kawasan yang banyak ditumbuhi pohon pucung (kluwek) dan posisinya berada di sebelah timur dari sebuah pusat permukiman atau wilayah lain yang bernama Pucung. Pohon pucung sendiri memiliki makna penting dalam kebudayaan Jawa. Ia adalah simbol dari ekosistem desa yang sehat dan sumber bagi salah satu bumbu paling otentik dalam masakan tradisional, seperti rawon.Meskipun kini lanskap desa didominasi oleh tanaman pertanian lain yang lebih bernilai ekonomi, jejak pohon pucung tidak sepenuhnya hilang. Beberapa pohon masih dapat ditemukan di pekarangan-pekarangan warga, seolah menjadi pengingat bisu akan asal-usul desa. Lebih dari itu, filosofi pohon pucung yang kokoh, bermanfaat dan mengakar kuat di tanah Nusantara, telah menjadi bagian dari karakter masyarakatnya: sebuah komunitas yang tangguh, bermanfaat bagi sesama, dan memegang teguh tradisi leluhur.

Geografi dan Potensi Agraris Sisi Timur

Secara geografis, Desa Pucungwetan terletak di Kecamatan Sukoharjo, sebuah zona agroklimat di selatan Wonosobo yang hangat dan subur. Topografi wilayahnya berupa perbukitan landai yang dialiri oleh aliran-aliran sungai kecil, menciptakan kondisi ideal untuk sistem pertanian campuran yang beragam.Berdasarkan data administrasi pemerintah per tanggal 17 September 2025, luas wilayah Desa Pucungwetan adalah 2,78 kilometer persegi (km²). Wilayah ini dimanfaatkan secara optimal untuk berbagai kegiatan pertanian. Di sebelah utara, desa ini berbatasan dengan Desa Suroyudan. Di sebelah timur, berbatasan dengan Desa Sempol. Sementara di sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kebumen, dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Gumiwang. Posisi geografisnya sebagai salah satu desa di sisi paling timur kecamatan memberikannya karakter tersendiri dalam jejaring sosial dan ekonomi di Sukoharjo.

Demografi dan Kehidupan Komunitas Agraris

Menurut data kependudukan terbaru dari Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Desa Pucungwetan tercatat sebanyak 4.355 jiwa. Dengan luas wilayahnya, maka tingkat kepadatan penduduknya adalah sekitar 1.567 jiwa per km². Sebagian besar penduduk desa ini bekerja di sektor pertanian, mewarisi profesi sebagai petani dari generasi ke generasi.Kehidupan komunitas di Pucungwetan sangat kental dengan suasana pedesaan Jawa yang otentik. Semangat guyub dan gotong royong menjadi pilar utama dalam kehidupan sosial. Warga terbiasa bekerja sama dalam berbagai kegiatan, mulai dari membersihkan lingkungan, memperbaiki fasilitas umum, hingga membantu tetangga yang sedang berduka atau merayakan hajatan. Interaksi sosial yang hangat dan bersahaja menjadi ciri khas masyarakatnya, sebuah cerminan dari kehidupan yang damai dan harmonis.

Dua Pilar Kemakmuran: Sawah dan Kebun Salak

Perekonomian Desa Pucungwetan ditopang oleh dua pilar pertanian utama, sebuah strategi agraris yang cerdas untuk memastikan ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan ekonomi.Pilar Pertama ialah Pertanian Lahan Basah. Di area lembah yang mendapat pengairan, terhampar sawah-sawah yang menjadi lumbung padi desa. Budidaya padi menjadi prioritas untuk memenuhi kebutuhan pangan pokok warga, menjadi fondasi utama bagi stabilitas sosial dan kemandirian pangan di tingkat rumah tangga.Pilar Kedua ialah Perkebunan Rakyat. Seperti desa-desa tetangganya di Sukoharjo, Pucungwetan juga menjadikan Salak Pondoh sebagai komoditas unggulan. Lereng-lereng perbukitan diubah menjadi kebun salak yang produktif. Salak menjadi mesin ekonomi desa, memberikan pendapatan tunai (cash crop) yang diandalkan warga untuk membiayai pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan lainnya. Kombinasi antara sawah dan kebun salak menciptakan model ekonomi pertanian yang tangguh dan seimbang.

Kelembagaan Lokal dan Pembangunan Partisipatif

Pembangunan di Desa Pucungwetan berjalan secara partisipatif, dimotori oleh kelembagaan lokal yang aktif. Pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Kelompok Tani (Poktan), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), serta organisasi pemberdayaan perempuan (PKK) dan pemuda (Karang Taruna) bersinergi dalam merencanakan dan melaksanakan program-program pembangunan.Melalui forum-forum musyawarah desa, warga dilibatkan secara aktif untuk menyuarakan aspirasi dan kebutuhan mereka. Berbagai informasi mengenai program desa, alokasi dana, dan laporan kegiatan seringkali dipublikasikan melalui website desa sebagai bentuk transparansi. Keterlibatan aktif dari lembaga-lembaga ini memastikan bahwa pembangunan tidak hanya berjalan dari atas ke bawah, tetapi juga tumbuh dari inisiatif dan kebutuhan nyata masyarakat.

Penutup: Merawat Akar, Menumbuhkan Harapan

Desa Pucungwetan adalah sebuah contoh indah tentang bagaimana sebuah desa dapat melangkah maju tanpa harus meninggalkan jejak sejarahnya. Nama "Pucungwetan" akan selalu menjadi pengingat akan warisan alam dan tradisi yang membentuknya. Dengan merawat akar budayanya yang kuat, masyarakat Pucungwetan kini terus menumbuhkan harapan-harapan baru di atas tanahnya yang subur, melalui bulir-bulir padi yang menguning dan manisnya buah salak yang menjanjikan. Desa ini adalah bukti bahwa masa depan yang cerah dapat dibangun di atas fondasi masa lalu yang dihormati.